Minyak Zaitun memang menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir. Banyak ahli yang merekomendasikan untuk kesehatan. Mengapa ketertarikan masyarakat terhadap Minyak Zaitun bisa semakin meningkat? Berikut dua alasan utamanya.
Pertama, Minyak Zaitun Murni atau biasa dikenal dengan “Ekstra Virgin”, tidak “dirusak” selama proses pembuatan. Artinya, proses pemurniannya tidak seperti yang dilakukan industri minyak dalam pembuatan minyak RBD (refined, bleached, deodorized), seperti disuling dengan bahan kimia keras, diputihkan dan ‘dihilangkan bau’ pada suhu tinggi (160 -245 °C atau 320-450 °F—suhu yang digunakan saat menggoreng). Proses ini tidak diperlukan untuk minyak zaitun karena minyak ditekan dari daging, bukan biji, dari zaitun dan kemudian diapungkan di atas air. Hasilnya, Minyak Zaitun Murni tidak “rusak” bila dibandingkan dengan minyak lain yang terlihat tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Kedua, alasan dibalik kepopuleran minyak zaitun adalah harganya yang relatif stabil. Namun, perlu diketahui bahwa hampir tidak ada minyak yang mengandung omega-3 esensial yang sangat halus, dan hanya 10% minyak yang merupakan omega-6 esensial yang kurang halus. 80% minyak mengandung omega-9, yang mana tidak begitu penting bagi tubuh.
Oleh karena itu, tubuhmu tidak mendapatkan omega-3 esensial dan hanya sejumlah kecil omega-6 yang juga esensial, sehingga mengonsumsi minyak hanya bersifat sebagai sumber energi. Manfaatnya bagi kesehatan sangatlah kecil. Singkatnya, manfaat minyak zaitun sangat dilebih-lebihkan di masyarakat. Masih banyak sumber energi lain yang dengan jumlah nutrisi yang lebih besar.
Sisi minus lainnya adalah pohon zaitun yang tumbuh sangat lambat. Artinya, pembuatan minyak zaitun membutuhkan waktu yang lama. Sehingga permintaan terhadap minyak zaitun saat ini melebihi supply yang tersedia.
Ada juga minyak zaitun yang proses pembuatannya sama dengan pembuatan minyak RBD. Beberapa penjual mencampurkan minyak murah dengan minyak zaitun, lalu melabelinya sebagai minyak zaitun “murni”. Tidak ada yang tahu proses pembuatannya. Maka, penting untuk mengetahui penjual sebelum membeli minyak zaitun. Bahkan, lebih baik lagi bila mengetahui siapa petani, pemasok, dan penjualnya agar lebih dipercaya.
Minyak zaitun yang berkualitas tinggi akan mengeras di lemari es, atau akan menunjukkan kristal minyak kecil yang mengapung. Jika hal ini tidak terjadi, maka bisa diasumsikan bahwa minyak tersebut telah diolah dan sebaiknya tidak digunakan lagi.
Minyak zaitun sering dikaitkan dengan Diet Mediterania, yang digadang bisa memberi terkait umur yang lebih panjang dan kesehatan yang lebih baik. Apa yang termasuk makanan dalam diet tersebut? Jawaban orang bisa berbeda -beda.Fokus utamanya adalah pada buah dan sayuran yang baik untuk kesehatan. Manfaat minyak dalam diet tersebut sebenarnya adalah hal yang biasa saja. Masalah utama dalam diet tersebut justru adalah merekomendasikan masyarakat untuk makan ikan agar mendapat omega-3. Konsumsi Ikan mungkin menjadi rekomendasi yang bagus di masa lalu, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa ikan adalah daging yang paling kotor di bumi. Setiap limbah yang kita buang akan berakhir di lautan, sehingga meracuni ekosistem laut. Racun tersebut tidak hilang, tetapi akan bekerja dengan caranya sendiri agar terkonsentrasi dengan rantai makanan.
Diet Mediterania lebih baik?
Diet Mediterania di beberapa negara menekankan pada konsumsi pasta dan mie berbagai jenis. Namun, penelitian menunjukkan bahwa secara substansial, mengonsumsi biji-bijian akan lebih bagus untuk kesehatan dan umur panjang. Penting untuk menyadari makanan yang direkomendasikan dalam sebuah diet.
Wine atau anggur juga terasosiasi dengan Diet Mediterania. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa alkohol memiliki dampak yang besar terhadap Kanker Payudara. Faktanya, penelitian menunjukkan bahkan satu minuman beralkohol per hari sudah terlalu banyak untuk kesehatan, dikarenakan alkohol adalah racun dan merusak tubuh. Selain itu, alkohol berdampak buruk bagi kesehatan otak dan hati.
Penelitian juga menunjukkan bahwa makan buah zaitun utuh lebih baik daripada mengonsumsi minyak zaitun. Menggoreng makanan dengan minyak zaitun juga tidak baik bagi kesehatan, karena menggoreng bisa merusak nutrisi yang ada di minyak zaitun, baik karbohidrat (gula dan pati) maupun protein yang terkandung didalamnya. Menggoreng dengan terlalu panas dapat meningkatkan resiko penyakit kanker dan peradangan.
Apapun jenis dietnya, mengonsumsi buah dan sayur adalah hal yang paling penting untuk kesehatan dan umur panjang. Makan lebih banyak protein nabati, dan mengurangi protein hewani (telur, ikan, ayam, sapi) menjadi arah yang harus ditempuh. Susu yang mengandung gula juga memiliki dampak yang negatif. Bahkan, seekor anak sapi hanya minum susu sebentar untuk membentuk tulangnya, dan kemudian beralih makan rumput. Protein hewani mengandung keasaman yang lebih tinggi dibandingkan protein nabati. Namun, jika kamu lebih memilih makan protein nabati, pastikan untuk memilih daging yang masih utuh dan belum diproses (instan), serta rutin mengonsumsi vitamin B12.
Intinya, makanan yang mengandung omega-3 dan omega-6 jauh lebih diperlukan tubuh dibandingkan dengan minyak zaitun terbaik sekalipun. Selain itu, dari sisi kesehatan, buah zaitun tentu lebih baik juga dibandingkan dengan minyak zaitun yang selama ini penilaiannya dilebihkan di mata masyarakat.
Source: https://udoerasmus.com/olive-oil-its-not-as-good-for-you-as-you-think/